DinasPariwisata Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu Institusi yang melaksanakan program pembangunan daerah dan mendukung tumbuh kembangnya kepariwisaataan, memandang perlu memberikan dukungan dan fasilitasi serta Apresiasi terhadap seluruh elemen yang bergerak dalam bidang Pariwisata di Kepulauan Riau yang diimplementasikan dalam Trenggalektahun 2013 usai dihelat dengan terpilihnya Kakang Bagus dan Mbakyu Luhpatma sebagai pengemban gelar Duta Wisata tahun 2013 ini. Acara yang digelar di Hall Majapahit, Hayam Wuruk Trenggalek ini merupakan puncak acara usai diadakannya karantina selama 3 hari bagi 46 finalis Kakang Mbakyu. negarauntuk berwisata dan menikmati suasana yang tidak didapat di negaranya. Aktivitas wisatawan tersebut dapat menimbulkan dampak di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pariwisata merupakan salah satu penyebab bergeraknya perekonomian masyarakat di negara tujuan wisata yang disebabkan oleh meningkatnya industri pariwisata. apayang biasa mereka lakukan tanpa ad a pengaturan dari pihak lain. Untuk kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 Milyar . terbatasnya kemampuan manajerial di bidang agrowisata Untukmelengkapi pengetahuan mahasiswa tentang bidang ilmu yang dipelajari di perkuliahan dengan keadaan di masyarakat, dilakukanlah Praktik Kerja Lapangan. Upaya ini memberikan gambaran dan pengetahuan yang jelas seperti apa kajian yang ada dibutuhkan. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam satu tim melaksanakan wisata citra destinasi, terhadap kepuasan pengunjung dan minat berkunjung ulang pada pengunjung obyek wisata pantai Logending. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner online. Penelitian ini mengambil sampel 100 responden pengunjung atau wisatawan yang telah melakukan kunjungan ke obyek wisata pantai Logending minimal dua kali kunjungan jh7vM. Peluang usaha di bidang pariwisata cukup luas, terlebih Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak tempat wisata. Banyaknya lokasi wisata di Indonesia cukup menguntungkan bagi pelaku usaha seperti UMKM. Tidak perlu khawatir terkait peluangnya, karena cukup menjanjikan. Sebab kebutuhan akan pariwisata akan terus diperlukan. Terlebih jika memiliki tempat tinggal di sekitar lokasi wisata, sehingga tidak memakan biaya transportasi dan lainnya. Tips Membuka Usaha di Bidang Pariwisata Sebelum membahas seputar peluang usaha di bidang pariwisata, ada sejumlah tips yang perlu Anda ketahui agar usaha bisa berkembang, berikut kami lansir dari 1. Mencari Rekan Kerja yang Memiliki Visi Sama Tips pertama memulai usaha di bidang pariwisata ialah memiliki rekan kerja yang memiliki visi dan misi sama. Anda tidak bisa bekerja seorang diri sehingga membutuhkan rekan kerja dengan visi-misi sama untuk mengembangkannya. 2. Berkolaborasi Kolaborasi diperlukan di tengah teknologi yang semakin berkembang, banyak juga pelaku usaha yang menyesuaikan diri dengan zaman. Sebaliknya jika terlalu bersaing dengan kecanggihan teknologi, tidak akan menguntungkan bisnis Anda. 3. Memberikan Nilai Tinggi pada Pelayanan Salah satu hal yang turut bisa meningkatkan bisnis berkembang ialah penilaian dari konsumen. Untuk mendapatkan penilaian tinggi, Anda harus memprioritaskan pelayanan yang diberikan. Jangan sampai membuat konsumen menyesal dengan produk atau layanan yang diberikan. Ragam Peluang Usaha di Bidang Pariwisata Berbicara soal bisnis wisata tidak pernah habis karena rekreasi diperlukan untuk menghilangkan penat. Karena ini peluang usaha di bidang pariwisata cukup menjanjikan. Berikut 10 rekomendasinya yang bisa Anda pertimbangkan 1. Usaha Tempat Penginapan Membuka usaha penginapan di sekitar lokasi wisata bukan hal yang asing karena wisatawan banyak yang berasal dari luar daerah. Wisatawan juga tidak berkunjung dalam waktu 1 hari saja. Tempat penginapan yang dijadikan usaha bisa berupa motel, hostel atau guest house. 2. Menyewakan Kendaraan Peluang usaha di bidang pariwisata selanjutnya ialah menyewakan kendaraan. Bisnis dalam bidang ini cukup menguntungkan dan dibutuhkan oleh wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi. Penyewaan kendaraan bisa berupa motor, sepeda atau mobil. 3. Jasa Tour Guide Tour guide yaitu orang yang akan mendampingi wisatawan mengelilingi tempat wisata. Tidak hanya itu, tour guide akan memberikan banyak informasi kepada para wisatawan mengenai tempat wisata tersebut. Anda bisa memandu wisatawan tanpa mengeluarkan modal. 4. Bisnis Souvenir Souvenir jadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari wisata. Wisatawan pastinya membawakan oleh-oleh untuk orang yang dicintai. Hal ini menjadikan souvenir jadi bisnis yang cukup menjanjikan. Anda bisa membuka toko souvenir yang berkaitan dengan lokasi wisata. 5. Jasa Fotografi Jika memiliki kamera, bisa coba buka jasa fotografi di tempat wisata. Anda bisa memotret para wisatawan lalu memberikan hasil fotonya. Terlebih fotografi dianggap penting karena bisa dijadikan kenang-kenangan bagi para wisatawan yang pergi ke suatu tempat. 6. Jasa Penerjemah Menguasai bahasa asing dan daerah menjadi nilai tambah untuk jadi seorang terjemah. Anda bisa memandu para wisatawan yang berasal dari luar negeri untuk mengenal beragam lokasi wisata di Indonesia. Peluang usaha ini tidak membutuhkan modal karena mengandalkan kemampuan saja. 7. Menyewakan Peralatan Bagi yang tinggal di sekitar lokasi wisata seperti pantai, gunung, kolam renang dan lainnya, bisa coba usaha menyewakan peralatan. Di antaranya kacamata renang, ban, pelampung dan lainnya. Bagi yang tinggal di lokasi pegunungan juga bisa menyewakan beragam peralatan gunung. 8. Usaha Tempat Makan Usaha tempat makan bisa jadi peluang usaha di bidang pariwisata yang cukup potensial. Apalagi saat ini ada dorongan untuk mengintegrasikan lokalitas, merek dan organisasi yang lebih besar serta memberikan banyak keunggulan bagi bisnis lokal. 9. Blogging Mengenai Topik Wisata Cara lain yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan dari bidang pariwisata ialah dengan menjadi blogging yang membahas seputar topik pariwisata. Tema pariwisata menarik untuk dicatat dan banyak orang yang mencari informasi detail seputar tempat wisata tertentu. 10. Event Organizer Mendapat penghasilan dari bidang pariwisata juga bisa diperoleh dari event organizer yaitu dengan membuat acara pribadi yang ditujukan untuk mengintegrasikan penduduk lokal dengan wisatawan. Cara ini bisa memberikan manfaat sosial dan finansial. 10 peluang usaha di bidang pariwisata ini bisa Anda pertimbangkan sebagai ide bisnis tambahan. Mulai dari membuka jasa tanpa modal seperti jasa fotografi, penerjemah, tour guide hingga berjualan di sekitar lokasi wisata. JAKARTA - Sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada 2019, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara wisman mencapai 20 juta dari tahun lalu yang sebesar 10,41 juta. Dosen Program Magister Manajemen Universitas Bunda Mulia UBM Ratlan Pardede mengatakan, target 20 juta wisman merupakan target yang realistis dan bisa dicapai. Asalkan, pemerintah dapat terus meningkatkan keunggulan dan memperbaiki kelemahan daya saing sektor pariwisata Indonesia. Ratlan mengatakan, ada beberapa hal yang paling bisa diunggulkan Indonesia. Pertama adalah mengenai daya saing harga. Berdasarkan laporan dari Travel and Tourism Competitiveness Index oleh World Economic Forum WEF 2015, Ratlan mengatakan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal daya saing harga. "Biaya pariwisata di Indonesia jauh lebih murah dari Singapura atau pun Thailand. Kalau bisa dipertahankan, ini akan menjadi daya tarik tersendiri," kata Ratlan, Senin 11/4. Selain daya saing harga, faktor lain yang bisa diunggulkan Indonesia tentunya adalah sumber daya alam yang menempati peringkat 19. Di Asean, Indonesia hanya kalah dari Thailand yang bertengger di peringkat 16. "Faktor sumber daya alam kita peringkatnya tinggi. Namun, karena tidak dimaksimalkan, peringkat pariwisata kita secara keseluruhan di Asean, masih kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand," ucap Ratlan. Ratlan mengungkapkan, salah satu faktor terburuk dalam sektor pariwisata Indonesia adalah mengenai kebersihan dan kesehatan. Indonesia menempati peringkat 109 dari 141 negara yang disurvei oleh WEF. Dia mengatakan, buruknya faktor kebersihan dan kesehatan ini bisa dijumpai di berbagai destinasi wisata di Tanah Air. Masalahnya bahkan sebenarnya sepele. Yakni tidak memadainya fasilitas seperti toilet. "Kalau kita ke Bunaken atau Danau Toba, toilet disana tidak bagus," ujarnya. Selain masalah kebersihan dan kesehatan, kelemahan daya saing pariwisata Indonesia adalah faktor infrastruktur. Ratlan menyebut keterbatasan infrastruktur memang masalah utama Indonesia yang juga menjadi penghambat pada sektor-sektor lainnya. "Semoga pemerintah terus berkomitmen memperbaiki infrastruktur di sektor pariwisata dan juga lainnya," ujarnya. Filosofi Strategi Bersaing Destinasi PariwisataStrategi Bersaing Destinasi Pariwisata Berasal Dari Fungsi-fungsi Destinasi PariwisataPeran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata dalam Meraih Keunggulan Bersaing Competitive AdvantageReferensi Strategi bersaing destinasi pariwisata tourism destination competitive strategy merupakan tema yang saya pilih untuk kali ini, adapun latar belakangnya adalah karena penelitian dan studi-studi yang ada, memperlihatkan bahwa pariwisata dapat memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di suatu destinasi pariwisata berada. Dampak ekonomi tersebut salah satunya adalah diperoleh dari pengeluaran wisatawan atau pengunjung yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata tersebut. Untuk itu destinasi pariwisata harus mempersiapkan diri dalam menyambut dan mengoptimalkan peluang ekonomi tersebut. Pengertian strategi bersaing destinasi pariwisata adalah cara-cara yang diambil oleh pengelola destinasi pariwisata agar unggul dalam persaingan secara efektif dan berkelanjutan sustainable competitive advantage, didalam situasi lingkungan persaingan yang dinamis. Dalam proses mendatangkan pengunjung, pada saat ini bukan lagi menjadi hal yang mudah dilakukan oleh destinasi pariwisata. Karena dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata, baik di tingkat nasional maupun dunia, destinasi pariwisata dihadapkan dengan persaingan yang cukup ketat. Persaingan dapat menyebabkan pengunjung memperoleh banyak pilihan, dan oleh karena itu supaya destinasi pariwisata dapat dipilih oleh mayoritas para pengunjung, maka destinasi harus dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan melakukan strategi bersaing destinasi pariwisata yang tujuannya agar unggul dalam lingkungan persaingan. Dari hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan dampak ekonomi yang optimal didalam lingkungan persaingan yang ketat, adalah dengan cara unggul dalam persaingan. Unggul dalam bersaing competitive advantage merupakan hasil akhir yang harus dicapai oleh destinasi pariwisata, dan hasil akhir tersebut diperoleh dari serangkaian aktivitas dalam menyediakan penawaran, mendatangkan pengunjung dan akivitas-aktivitas yang mendukungnya. Serangkaian aktivitas tersebut disebut dengan fungsi-fungsi destinasi pariwisata. Strategi Bersaing Destinasi Pariwisata Berasal Dari Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata Strategi bersaing destinasi pariwisata dapat diraih dengan mengoptimalkan peran dari fungsi-fungsi destinasi pariwisata. Oleh karena itu setiap fungsi destinasi memiliki fungsi strategis masing-masing, dalam rangka menjadikan destinasi unggul dalam persaingan competitive advantage. Peran setiap fungsi-fungsi destinasi pariwisata dalam upaya mencapai keunggulan bersaing dapat dilihat dalam gambar berikut. Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata dalam Meraih Keunggulan Bersaing Competitive Advantage Sumber Nurdin Hidayah 2021 Agar dapat dikonsumsi oleh pelanggannya, destinasi pariwisata harus menyediakan penawaran yang berupa produk produk wisata, dan jika destinasi tidak mempunyai produk, pertanyaannya adalah, apa yang akan dikonsumsi oleh pelanggannya?. Jelas sekali fungsi produksi atau operasi operation dalam destinasi begitu penting karena produk merupakan alasan utama mengapa pelanggan harus mengkonsumsinya. Tapi jikalau destinasi sudah memiliki produk wisata, tetapi tidak ada yang mengetahuinya atau tidak ada yang mendatanginya, apalah artinya produk wisata tersebut di produksi. Sehingga destinasi harus memiliki fungsi agar produk tersebut laku atau didatangi oleh pengunjungnya, dan fungsi untuk mendatangkan pengunjung disebut sebagai fungsi pemasaran. Dalam menjalankan fungsi operasi dan pemasaran pariwisata, destinasi harus melakukan serangkaian koordinasi dengan para pemangku kepentingan pariwisata yang ada, atau disebut sebagai fungsi koordinasi ccordination. Hal tersebut harus dilakukan karena sifat dari destinasi yang multi atribut multi dimensi, multi sektor, dll.. Selanjutnya, untuk melakukan fungsi operasi, pemasaran dan koordinasi, tentunya harus dilakukan oleh manusia, atau disebut sebagai fungsi sumber daya manusia human capital, apalagi pariwisata yang memiliki sifat padat karya labor intensive, menjadikan peran keterlibatan manusia atau insani cukup tinggi. Dan terakhir adalah bahwa untuk melakukan semua fungsi tersebut memerlukan anggaran atau pendanaan, yang disebut sebagai fungsi keuangan finance. Dari penjelasan tersebut di atas, menurut saya fungsi operasi dan fungsi pemasaran pariwisata adalah fungsi utama dimana destinasi akan didatangi atau dikonsumsi oleh pengunjungnya. Tetapi kedua fungsi tersebut tidak akan berjalan optimal jika tidak ada yang mendukungnya. Yang mendukung terhadap optimalisasi fungsi-fungsi utama tersebut disebut sebagai fungsi pendukung diantaranya adalah fungsi, koordinasi, sumberdaya manusia, keuangan dan fungsi-fungsi lainnya. Dalam mencapai keunggulan bersaing destinasi, fungsi-fungsi utama dan fungsi pendukung harus melakukan serangkaian proses strategis masing-masing. Proses strategis fungsi operasi memiliki tujuan untuk membangun produk yang berkualitas product quality. Fungsi pemasaran bertujuan untuk menjadikan destinasi sesuai dengan harapan pengunjung dan lebih baik dibandingkan dengan para pesaing superior customer value. Fungsi koordinasi bertujuan untuk mengompakan para pemangku kepentingan cohesive stakeholders. Fungsi sumberdaya manusia bertujuan agar semua unsur insani yang terlibat memiliki kapasitas mumpuni dan merasa memiliki enggagement terhadap destinasi pariwisata. Dan fungsi keuangan bertujuan untuk lebih efisien dibanding dengan pesaing cost leadership. Tujuan strategis dari masing-masing fungsi-fungsi tersebut tidak berarti hanya terfokus pada kegiatan untuk mendatangkan keuntungan secara ekonomi saja, tetapi harus seimbang dengan tetap menjaga keberlangsungan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Hal tersebut harus menjadi prinsip dasar bottom lines bagi segala aktivitas dalam meraih tujuan fungsi-fungsi destinasi, agar manfaat destinasi tidak hanya dapat dirasakan oleh generasi pada saat ini saja, tetapi dapat bermanfaat bagi generasi-generasi selanjutnya secara berlanjut dan terus menerus. Jika semua fungsi-fungsi tersebut di atas secara terus menerus dapat meraih tujuan strategisnya masing-masing, maka keunggulan bersaing yang telah dimiliki akan berlanjut. Atau dengan kata lain destinasi pariwisata akan mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan sustainable competitive advantage. Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata dalam Meraih Keunggulan Bersaing Competitive Advantage Dalam fungsi-fungsi utama, fungsi pemasaran dibanding dengan fungsi operasi menurut saya memiliki nilai lebih terhadap kesuksesan destinasi, karena pada dasarnya kesuksesan suatu destinasi pariwisata adalah bagaimana kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam destinasi tersebut. Kesejahteraan masyarakat didapatkan dari dampak pariwisata yaitu dari pengeluaran pengunjung. Bagaimana jika destinasi pariwisata tidak memiliki pengunjung?, maka jawabannya adalah destinasi tidak akan mendapatkan dampak dari kegiatan pariwisata tersebut. Jadi, nilai lebih dari fungsi pemasaran dibanding dengan fungsi operasi adalah dalam hal mendatangkan pelanggan sehingga masyarakat dapat merasakan dampaknya. Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata Sumber Nurdin Hidayah 2021 Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa fungsi pemasaran destinasi pariwisata memegang peranan yang sangat penting dalam membuat suatu destinasi banyak dikunjungi. Peran fungsi pemasaran destinasi pariwisata setidaknya menyangkut beberapa hal dalam proses konsumsi, yaitu sebelum produk dikonsumsi, pada saat dikonsumsi dan setelah dikonsumsi. Pertama, sebelum produk dikonsumsi fungsi pemasaran memegang peranan dalam mengirimkan informasi kepada fungsi operasi mengenai produk yang seperti apa yang harus diproduksi dan bagaimana caranya pelanggan tertarik untuk mengunjungi destinasi. Kedua, fungsi pemasaran dapat memberikan acuan pada proses konsumsi, seperti sistem penyampaian yang seperti apa yang dapat memuaskan pelanggannya. Terakhir, pada saat setelah dikonsumsi, yaitu bagaimana caranya membuat pelanggan tersebut datang kembali. Berbicara mengenai fungsi pemasaran destinasi pariwisata dilapangan, menurut saya terdapat beberapa kekeliruan yang mengakibatkan fungsi ini serasa menjadi kecil atau kerdil. Kekeliruan tersebut pertama adalah mengaggap aktifitas pemasaran hanya sekedar promosi atau iklan saja, padahal promosi pariwisata adalah bagian kecil dari proses pemasaran destinasi pariwisata secara holistik, bahkan iklan merupakan bagian kecil lagi dari promosi destinasi pariwisata. Kedua, menganggap pemasaran dan penjualan sebagai fungsi yang berbeda, padahal penjualan merupakan bagian dari pemasaran yang terfokus pada optimalisasi pertukaran dan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dan terakhir adalah memandang fungsi pemasaran hanya ditempatkan sebagai bagian pelengkap dari fungsi yang lain, dan dipandang hanya sebagai fungsi fisik departemenisasi atau divisi. Padahal pemasaran bukan hanya sekedar fisik tetapi harus menjadi jiwa dari pengelola destinasi dan harus dimiliki oleh semua orang yang ada di destinasi tersebut, karena pada dasarnya mengelola pemasaran pariwisata adalah mengelola kepuasan pelanggan destinasi pariwisata. Wallahu A’lam Bishawab. Untuk lebih memahami mengenai pengelolaan destinasi pariwisata terutama dalam fungsi pemasarannya, silahkan dapat dipelajari secara lebih mendalam dan detil dalam buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital. Referensi Hidayah, Nurdin 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Tourism atau perjalanan wisata memiliki bentuk dan tujuan yang beragam. Lantas, apa saja jenis-jenis pariwisata yang ada saat ini? Istilah pariwisata tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi alam yang indah dan kebudayaan yang kaya telah menjadi salah satu negara tujuan wisata terbesar di dunia. Namun mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata itu sendiri. Berikut ini Batam Tourism Polytechnic merangkum klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata yang perlu kamu ketahui. Klasifikasi pariwisata dapat dilihat berdasarkan kriteria pembeda yang dipilih. Misalnya, berdasarkan teritori, pariwisata bisa dibedakan menjadi pariwisata domestik dan mancanegara. Selain itu, pariwisata juga bisa diklasifikasikan berdasarkan tujuan seperti berikut Pariwisata Kognitif Pariwisata kognitif adalah perjalanan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari sesuatu baik itu budaya, adat istiadat, gaya hidup, maupun kondisi wilayah daerah tujuan wisata. Wisata pendidikan masuk ke dalam pariwisata kognitif karena kegiatan pariwisata yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tertentu. Pariwisata Pilgrim Wisata pilgrim berkaitan erat dengan kegiatan keagamaan. Di Indonesia kita mengenal istilah wisata ziarah. Di luar negeri, kita juga mengetahui tren mengunjungi tempat ibadah besar atau pusat keagamaan untuk kebutuhan spiritual. Pariwisata Bisnis Pariwisata bisnis merupakan perjalanan wisata yang dilakukan sekaligus bersamaan dengan kegiatan-kegiatan bisnis. Misalnya, seorang profesional perlu melakukan pekerjaan di suatu daerah. Biasanya perjalanan bisnis ini dilakukan dalam jangka waktu cukup lama sehingga digabungkan dengan kegiatan wisata. Jenis-Jenis Pariwisata Ada banyak jenis pariwisata dan jenis-jenis ini terus bertambah seiring perkembangan tren wisata. Berikut ini beberapa jenis-jenis pariwisata yang sering dilakukan Pariwisata Etnik Pariwisata etnik atau ethnic tourism merupakan perjalanan wisata yang bertujuan untuk mengamati kebudayaan dan gaya hidup masyarakat di daerah tujuan wisata. Selain untuk hiburan, pariwisata etnik biasanya dilakukan untuk kepentingan studi atau penelitian. Wisatawan tidak hanya datang dan berkunjung untuk melihat-lihat tapi juga ikut tinggal bersama masyarakat setempat untuk mempelajari budaya dan gaya hidup mereka. Pariwisata Budaya Hampir sama dengan pariwisata etnik, pariwisata budaya atau culture tourism bertujuan untuk mempelajari kebudayaan masyarakat di daerah tujuan wisata pada rentang waktu tertentu. Yang membedakan wisata budaya dengan wisata etnik, pada wisata budaya wisatawan tidak harus tinggal bersama masyarakat. Wisata ini bisa dilakukan dengan cara mengamati serta mengunjungi berbagai museum dan situs-situs sejarah, sehingga wisatawan mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kebudayaan masyarakat daerah tersebut. Jenis-jenis Pariwisata Rekreasi Sesuai dengan namanya, pariwisata rekreasi adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan rekreasional. Pariwisata rekreasi cocok dilakukan bersama keluarga atau kelompok. Kegiatan ini bisa dilakukan di berbagai tempat seperti hutan, atau yang paling sering adalah di taman hiburan tempat banyak wahana permainan tersedia. Pariwisata Alam Pariwisata alam atau eco tourism akhir-akhir ini menuai ketenaran. Berkat tayangan-tayangan wisata jelajah alam, banyak anak muda yang kemudian tertarik mengunjungi lokasi-lokasi yang masih alami dan belum tercemar. Tujuan dari wisata alam adalah untuk mengagumi keindahan alam yang masih murni sekaligus untuk mengambil jeda sejenak dari beraneka macam kebisingan dan kesibukan perkotaan. Sering kali, wisatawan juga terlibat dalam kegiatan konservasi alam. Pariwisata Kota Berkebalikan dari wisata alam, wisata kota atau city tourism dilakukan dengan tujuan untuk mengenal seluk-beluk perkotaan lengkap dengan hingar bingar kebudayaannya. Wisata kota biasanya dikaitkan dengan kunjungan-kunjungan ke berbagai landmark kota, juga berbagai tempat perbelanjaan dan hiburan baik siang maupun malam. Jenis-jenis Pariwisata Agro Wisata Agro tourism dikenal juga sebagai rural tourism atau farm tourism merupakan jenis pariwisata yang mulai menuai kepopuleran. Biasanya, agro wisata dilakukan di desa-desa dengan tujuan untuk mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, atau peternakan di daerah tersebut. Wisatawan bisa turut terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan cara memberi makan binatang ternak, memetik hasil pertanian, sampai ikut mengolah hasil panen menjadi oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Agro wisata cocok dilakukan bersama keluarga terutama untuk memberikan edukasi kepada anak mengenai kegiatan pertanian. Wisata Maritim Wisata maritim atau wisata bahari berkaitan erat dengan kegiatan di laut. Kegiatan yang bisa dilakukan dalam wisata bahari termasuk memancing, berenang di laut, menyelam, berlayar, berselancar, sampai ikut terlibat dalam konservasi laut, seperti menanam terumbu karang. Itu tadi klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata yang kami rangkum. Di luar itu, masih banyak jenis-jenis pariwisata lain karena industri pariwisata terus berkembang dan melahirkan istilah-istilah baru. Kalau kamu tertarik pada dunia pariwisata dan ingin melanjutkan pendidikan tinggi di bidang pariwisata, yuk bergabung dengan keluarga besar Batam Polytechnic! Kunjungi website BTP dan lakukan pendaftaran dengan klik di sini! Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataDefinisi Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataModel Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataPengenalan KebutuhanMencari InformasiEvaluasi alternatif sebelum membeliMembeliKonsumsi di destinasi wisataEvaluasi setelah membeliMengingat dan berbagi Referensi Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata – Salah satu prinsip dari pemasaran destinasi pariwisata adalah berorientasi terhadap pasar market oriented, dan yang dimaksud dengan pasar dalam hal ini adalah pelanggan destinasi pariwista. Market Oriented pada dasarnya merupakan suatu pendekatan dalam segala aktivitas pemasaran dengan menyandarkan pada sudut pandang pelanggan. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya segala aktivitas pemasaran adalah berupaya untuk menyelaraskan antara kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dengan penawaran destinasi, agar tercapai kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Market Oriented dimulai dari usaha memahami apa yang ada dibenak pelanggan. Dan salah satu cara untuk memahami benak pelanggan adalah dengan cara memahami bagaimana mereka bertindak atau berperilaku. Pelanggan destinasi pariwisata pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pelanggan akhir dan pelanggan bisnis atau perantara. Sementara yang akan saya ulas dalam kesempatan ini adalah mengenai perilaku pelanggan akhir, atau yang biasa disebut dengan pengunjung, wisatawan atau pelancong. Definisi perilaku pengunjung destinasi pariwisata adalah tindakan yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan destinasi yang didasarkan pada keputusannya dalam merespon segala sesuatu yang merangsangnya. Rangsangan pengunjung dalam memutuskan untuk bertindak tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu rangsangan dari dalam internal dan dari luar eksternal. Rangsangan dari dalam biasanya disebabkan oleh faktor personal pengunjung sebagai individu seperti cara berfikir, cara berpresepsi, kondisi fisik, kondisi ekonomi, jenis kelamin dll. Sedangkan rangsangan dari luar biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti situasional, teman, kerabat, aktivitas pemasaran destinasi pariwisata dll. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Model perilaku pengunjung destinasi pariwisata sebenarnya sangat banyak dikemukakan oleh para pakar pemasaran pariwisata dengan berbagai pendekatan. Namun yang akan saya jelaskan kali ini adalah pendekatan dalam memahami perilaku pengunjung destinasi pariwisata dari sudut pandang perilaku pengunjung dalam melakukan pembelian purchase behavior. Menurut Morrison 2010 dalam Morrison 2013 terdapat tujuh tahapan perilaku pengunjung destinasi pariwisata dalam proses pembeliannya yang tersaji dalam gambar berikut. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Sumber Morrison 2013 dalam Hidayah 2021 Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian perjalanan dimulai saat orang merasa membutuhkan untuk melakukan kegiatan wisata. Kebutuhan tersebut biasanya terjadi diakibatkan oleh satu atau lebih rangsangan baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal baca juga faktor internal dan eksternal yang saya uraikan sebelumnya. Morrison 2013 mengungkapkan tiga jenis rangsangan utama yang dapat memicu seseorang merasa membutuhkan kegiatan wisata. Rangsangan tersebut yaitu dari sisi personal, interpersonal dan komersial. Komersial rangsangan ini dikarenakan oleh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh pengelola destinasi pariwisata. Aktivitas komunikasi pemasaran pariwisata atau promosi pariwisata menjadi faktor utama dalam mempengaruhi calon wisatawan untuk mengenali kebutuhannya dalam berwisata. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran pariwisata ini lebih baik terfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan daripada hanya bertujuan untuk mengekspos fitur-fitur dari destinasi semata. Interpersonal Selama bertahun-tahun, telah dikenali bahwa informasi dari mulut ke mulut word-of-mouth lebih kuat dalam mempengaruhi pengunjung daripada informasi dari sisi komersial. Dari banyak penelitian dan studi terlihat bahwa informasi dan rekomendasi interpersonal sangat diandalkan dalam dunia pariwisata. Sumber-sumber interpersonal yang dapat mempengaruhi seseorang mengenali kebutuhan dalam berwisata meliputi anggota keluarga, teman, rekan bisnis, influencer, key opinion leader KOL, opini dari pemimpin dll. Personal Faktor personal merupakan faktor internal dari diri seseorang yang dapat mempengaruhi kebutuhannya dalam berwisata. Faktor ini biasanya disebut dengan faktor dorongan dari dalam diri calon pengunjung sendiri yang biasanya tercermin dari sisi motivasi. Mencari Informasi Tahap kedua dalam proses pembelian perjalanan adalah pencarian informasi secara aktif. Setelah seseorang menjadi sadar akan kebutuhan untuk berwisata, mereka cenderung mulai mencari informasi mengenai destinasi wisata, produk dan layanan yang mereka rasa akan memuaskan kebutuhannya tersebut. Ketika seseorang mengenali kebutuhan, maka mereka cenderung akan menginginkannya, Jika sudah merasa ingin, selanjutnya biasanya mulai mencari informasi. Menurut Morrison 2013 terdapat tiga sumber informasi utama yang tersedia bagi calon pengunjung yaitu Informasi yang didominasi oleh destinasi yang termasuk kedalam jenis sumber informasi ini yaitu aktivitas pemasaran dari pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan pariwisata yang terdapat di destinasi tersebut. Website, Internet of Things IoT, dan sosial media sekarang menjadi sumber utama sebagai sumber informasi mengenai destinasi wisata. Selain itu ada juga elemen lain dari kampanye komunikasi pemasaran dari pengelola destinasi yang konvensional seperti periklanan, penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, promosi penjualan, merchandising, digital marketing/internet marketing, dll. Informasi interpersonal dan pihak ketiga Sumber interpersonal disini meliputi keluarga, teman, rekan bisnis dan pemimpin opini; mereka adalah sumber informasi dari mulut ke mulut. Sumber informasi yang lain dalam kategori ini yaitu penilaian independen dari pihak ketiga, yang biasanya terkumpul dari buku panduan perjalanan travel guide books atau majalah pariwisata seperti Lonely Planet, Rough Guides, Frommer’s, Fodor’s, National Geography Traveler, Majalah Travelounge dan lain-lain. Sistem penilaian pemerintah dan lembaga-lembaga independen juga tersedia dalam membantu calon pengunjung dalam membuat keputusan. Situs ulasan pelaku wisata seperti berbagai blog perjalanan atau wisata juga termasuk dalam kategori informasi ini. Sumber internal sumber informasi ini terdapat dalam ingatan atau memori seseorang mengenai destinasi pariwisata. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu pengalaman kegiatan wisata masa lalu, ingatan mengenai promosi dari destinasi pariwisata, dan persepsi seseorang mengenai citra destinasi tertentu. Evaluasi alternatif sebelum membeli Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya calon pengunjung mengevaluasi alternatif-alternatif atau pilihan dari informasi yang masuk benaknya. Tahap ini memperlihatkan bagaimana keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh pikiran dan atau perasaannya. Ada yang memutuskan untuk membeli karena pikiran secara rasional kriteria objektif dan ada pula yang membeli karena perasaan secara emosional kriteria subjektif. Yang termasuk kedalam kriteria obyektif seperti harga tiket pesawat, harga produk di destinasi, harga aktivitas-aktivitas dan pengalaman, harga hotel dan harga-harga lainnya, lokasi tujuan, dan lain sebagainnya. Sedangkan yang termasuk kedalam kriteria subyektif yaitu segala sesuatu yang irasional seperti karena rasa sayang atau cinta, karena sesuatu yang membanggakan atau banyak juga karena ingin menyombongkan diri dan lain sebagainnya. Membeli Maksud membeli disini adalah memutuskan untuk datang ke suatu destinasi pariwisata. Seseorang memutuskan untuk datang karena disebabkan oleh tekad atau niat intention untuk memesan perjalanan atau datang langsung tanpa terencana. Namun kadangkala niat tersebut masih belum bulat dan masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti membicarakan terlebih dahulu dengan anggota keluarga, teman atau sumber interpersonal lainnya. Jaringan sosial media mungkin diperiksa lagi untuk mengkonfirmasi pilihan yang telah dibuat untuk meyakinkan. Hal tersebut dapat menyebabkan penundaan pengambilan keputusan secara lengkap. Selain itu, faktor situasional dapat berubah, seperti situasi pekerjaan atau keuangan, yang menyebabkan penundaan keputusan pembelian. Keputusan dalam memilih destinasi pariwisata sebenarnya bukanlah satu-satunya keputusan yang harus dibuat. Sebenarnya, terdapat banyak sub-keputusan lain yang harus diambil sebelum keputusan akhir dilakukan, seperti kapan harus berangkat, bagaimana cara membayar, bagaimana dan kemana harus melakukan pemesanan, berapa lama tinggal, berapa banyak uang yang harus dibawa, bagaimana sampai kesana, rute apa yang harus ditempuh, apa yang harus dilakukan di destinasi, memakai jasa biro perjalanan atau tidak dan lain sebagainnya. Jika pembuat keputusan tidak sendirian, maka keputusan ini bisa menjadi lebih kompleks karena melibatkan beberapa orang yang berbeda, misalnya dalam keluarga, ada orang tua dan anak-anak, dalam grup ada pimpinan dan anggota, dan lain sebagainnya. Konsumsi di destinasi wisata Tahapan ini merupakan proses konsumsi yang dilakukan oleh pengunjung terhadap produk wisata di destinasi. Perlu diketahui bahwa karakteristik produk destinasi pariwisata termasuk kedalam kategori produk jasa, sehingga kualitas produk hanya bisa dirasakan pada saat proses interaksi/kontak dilakukan oleh pengunjung dengan segala komponen yang ada di destinasi pariwisata. Segala proses interaksi mulai dari datang hingga kembali ke tempat tinggal menghasilkan pengalaman-pengalaman yang parsial dan keseluruhan. Pengalaman parsial di setiap momen interaksi biasa disebut dengan Moment of Truth MoT dan pengalaman total secara keseluruhan biasa disebut dengan Service Encounter. Contoh momen interaksi yang menghasilkan suatu pengalaman parsial yaitu pada saat di bandara, di hotel, di daya tarik wisata atau atraksi wisata, di rumah makan dan lain-lain, dan total pengalaman adalah akumulasi pengalaman dari setiap momen-momen tersebut. Dalam setiap momen interaksi, pengunjung memiliki harapan ekspektasi tertentu yang harus dipuaskan oleh destinasi pariwisata. Tetapi hal tersebut dirasa sulit dilakukan oleh pengelola destinasi, karena mereka tidak dapat mengendalikan produk yang dikonsumsi oleh pengunjung secara langsung. Karena yang menyediakan produk sebanarnya adalah industri, baik yang dikelola oleh swasta maupun publik, sehingga pengelola destinasi lebih bersifat memimpin dan mengkoordinasikan terhadap penjaminan mutu atau kualitas produk secara keseluruhan. Evaluasi setelah membeli Setelah melakukan konsumsi di destinasi pariwisata, pengunjung biasanya akan melakukan evaluasi terhadap apa yang dialami oleh mereka pada saat di destinasi. Proses evaluasi tersebut biasanya dilakukan pada saat dalam perjalanan pulang atau setelah mereka kembali ke tempat tinggalnya. Biasanya mereka akan membandingkan apa yang telah mereka dapatkan dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya. Jika harapan mereka terpenuhi atau terlampaui, kemungkinan besar mereka akan puas dengan destinasi, dan sebaliknya jika harapannya tidak terpenuhi mereka cenderung tidak puas. Perlu digaris bawahi bahwa banyak penelitian yang memperlihatkan pengunjung yang puas mereka akan cenderung kembali lagi dan sebaliknya pengunjung yang tidak puas biasanya tidak mau untuk datang kembali. Mengingat dan berbagi Berdasarkan banyak blog perjalanan dan foto liburan yang diposkan di jejaring media sosial, terlihat bahwa banyak orang yang suka mengingat dan berbagi pengalaman perjalanan mereka di destinasi. Untuk itu, pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan atau stakeholder harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mendorong pengunjung dalam mengenang dan memberi tahu orang lain tentang pengalaman perjalanan mereka. Salah satunya adalah dengan menyediakan komunitas online di website atau di jejaring sosial agar tercipta banyak testimoni yang dapat mempengaruhi orang lain untuk datang ke destinasi, tetapi dengan syarat destinasi harus dapat memuaskan mereka, karena kalau tidak dapat memuaskan, maka malah testimoni negatif yang akan didapat. Wallahu A’lam Bishawab. Referensi Hidayah, Nurdin 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Morrison, Alastair M. 2013. Marketing and Managing Tourism Destinations. New York Routledge

apa yang didapat pengunjung dari bidang pariwisata